***
Dimas baru sadar kalau hari itu Mela
ujian. Tentu saja Dimas tidak bisa menjemput Mela karena
Mela masuk lebih siang dan pulang lebih awal dari Dimas. Betapa sedihnya Mela saat itu. Bahkan seharian tidak ada kabar dari Dimas. Mela merindukan Dimas walaupun hanya sehari
tidak bertemu.
“coba ada kak Egy, kan pasti Kak
Dimas maen kesini. Huh..!”, Mela berbicara sendiri di kamarnya. Kemudian dia mengambil ponsel dan mngirim
sms.
FROM
: Chika
TO : Kak
Egy
Kak kapan
pulang? Kangen bunda kangen ayah :( gue lagi ujian kok ditinggal? Kan gak bisa
cium tangan ayah bunda :| awas lu kalo sampe jalan-jalan disana !!!
TO : Chika
Besok jg gw
pulang. Gk sbaran amat sih ! bunda titip salam nih, kalo ayah lagi sibuk
ngurusin tamu. Kayaknya ayah gk ikut
pulang besok. Tenang aj gw gk jalan2
dsni. Gmn lu ma Dimas?
FROM :
Chika
TO : Kak
Egy
Ha? Apaan sih ! gmn apanya coba?
FROM : Kak Egy
TO
: Chika
Gw kan nitipin elo k Dimas. Dia udh ngelakuin ap aj slama gw ga ad?
Jagain elo kan?
FROM : Chika
TO : Kak
Egy
Biasa aja tuh ! udah ah gw mw
tidur. Besok gw mw ujian. Bilang ayah bunda doain gw yaa. Elo juga !
bye
“Ohhh pantesan Kak Dimas baek ma gue
kemaren. Ternyata disuruh kak Egy. Coba gak disuruh, pasti udah nyolot !”, Mela menarik selimut kemudian memejamkan
matanya. Tanpa sadar Mela bergumam “Aku
sayang Kak Dimas…”
***
“Bundaaaaa…………….”,
Mela yang baru datang dari sekolah langsung memeluk bundanya yang tiba-tiba
sudah dateng dari Semarang dan sedang memasak di dapur.
“ehhh anak
Bunda. Gimana ujiannya tadi?”, Bunda
melepaskan pelukan Mela.
“Lancar Bunda !”
“ya udah ganti
baju dulu, abis itu makan siang ya”
“sip bunda. Aku
udah bosen makan nasi campur terus tiap hari”, kata Mela sambil mengacungkan
jempolnya.
Mela cepat-cepat
naik ke lantai atas. Ketika melewati
kamar Egy, dia berhenti. Mela melihat
sesosok tubuh yang sangat dia kenal sedang duduk di atas tempat tidur dan
membelakangi pintu.
“Kak Dimas ?”,
Mela tersenyum bahagia melihat Dimas setelah kemarin seharian tidak bertemu.
Dimas menoleh,
“Ha?”, hanya itu yang keluar dari mulut Dimas.
Mela kaget dan
kecewa. Awalnya Mela berpikir Dimas akan
mengatakan “Hey Chika, gue kangen sama elo” atau “Hey Chik, udah pulang? Gimana
ujiannya?”, atau “Hey Chik, sori kemaren gue gak nemuin lo”. Tapi semuanya jauh dari harapan.
“kenapa Chik?
Tumben nyapa Dimas, biasanya musuh bebuyutan”, kata Egy.
“mmm salah
panggil. Tadinya aku mau panggil Kak
Egy”, Mela mencoba-coba cari alas an.
Tapi Dimas mengerti kalau Mela berbohong.
Mela masuk kamar
dan mencoba menahan rasa malunya.
Seperti biasa kalu dia sedang malu pasti bawaannya kebelet pipis. Segera saja dia ke kamar mandi, tapi Mela
tidak menyangka akan bertemu Dimas di kamar mandi. Mata mereka bertemu, tapi Mela hanya bisa
diam seribu bahasa. Entah kenapa
jantungnya berdetak sangat kencang saat itu.
“Lo kangen gue
Chik?”, sontak Mela kaget ketika Dimas menanyainya seperti itu. Dimas tersenyum melihat ekspresi Chika. “tenang aja gue juga kangen kok ma elo”, kata
Dimas kemudian berlalu.
“Haaaaaa?”, Mela
menarik napas dalam-dalam, kemudian mengusap-usap wajahnya. “Gue mimpi !”, Mela berlari ke kamarnya,
sepertinya dia tidak jadi ke kamar mandi.
Di dalam kamar Mela mondar-mandir.
Pikirannya tidak karuan,
jantungnya berdetak kencang.
“Kak Dimas
becanda gak sih tadi ?”. “Ah, gue harus
konfirmasi”. “Eh tapi gak lucu banget
kalo gue nanya ke dia beneran apa boongan”.
“Eeehh tapi gue penasaran”.
“aaaaahhhhhhhh”. Mela keluar dari
kamar dan melihat ke arah pintu kamar Egy.
“Kak Dimas masih
di dalem gak ya?”, Mela mulai melangkah ke depan pintu kamar Egy dan memegang
gagang pintunya. Mela menggigit bibirnya
“Errrrhh malu banget gue ketemu Kak Dimas.
Bodo ah dia mau bilang apa tadi, gue mau keluar dulu cari angin segar”
Mela pergi ke
halaman rumah, disana ada ayunan yang sejak kecil menjadi tempat
bermainnya. Mela duduk termenung sambil
membayangkan apa yang diucapkan Dimas barusan.
Sesekali Mela tersenyum dan tanpa disadari Dimas sudah melihat
tingkahnya sejak tadi dari dalam mobilnya yang terparkir di halaman.
“Gue mimpi kan
tadi?” Tanya Mela pada dirinya sendiri.
Tiba-tiba ada suara pintu mobil terbuka.
Sungguh terkejut ketika Mela mengetahui Dimas keluar dari mobilnya.
Mela mangap dan
beberapa detik kemudian, “Aaaaaaaaaaa Bundaaaaaaaaaa………………………!!!!”, Mela lari
masuk ke dalam rumah sementara Dimas terheran-heran melihat tingkah Mela.
“Kenapa Chik?”, Bunda yang kaget
mendengar Mela berteriak langsung lari dari dapur menghampiri Mela.
“Ituuuu Bundaaaa
ada monsterrrr”
Lagi-lagi Mela
meyebut Dimas monster dan membuat wajah Dimas shock.
***
Hari ini adalah
hari terakhir ujian. Mela
melompat-lompat kegirangan ketika sampai di rumah.
“Kak aku udah
selesai ujian lohhh….hahhaahaha asiikkk !”, kata Mela pada Egy
“terus? What do
you want from me my little beauty?”, Egy menggoda Mela sambil mencolek dagunya.
“Ihh apaan sih !
Mmm…kok tumben gak ada Kak Dimas?”
“Ekheeemmm kangen
yaa?”
“Ihhhhhh gue kan cuma tanya. Yaudah terserah deh!”, Mela malu dan segera
keluar dari kamar Egy tapi tiba-tiba Dimas datang dan membuat Mela sedikit
kaget karena hampir saja tertabrak di pintu.
“Gy, tim futsal gue menang Gy !
Cihuuyyyyy…….kita harus rayain Gy ! gimana gimana?”, Dimas tampak kegirangan
sementara Mela masih berdiri di pintu kamar Egy.
“Nahhh kebetulan
!”, Egy merangkul Mela.
“kebetulan apa?”,
tanya Dimas.
“Hari ini Mela
kan udah selesai ujiannya, gimana kalo kita rayain bertiga? Ehh bukan, bukan,
berempat. Gimana?”
“Berempat?
Maksudnya nyokap lo mau diajak juga?”
“Bukan mamen!
Sebenernya tadi di sekolah gue nembak Sari.
Terus gue diterima maannn! Hahaaa cihuuuyyyy !”
“jadi maksud lo,
elo jalan sama sari, gue sama adek lo? Eh nggak deh, laen kali aja rayainnya”
“Nggak ! pokoknya
harus jadi!”, Egy menarik tangan Dimas dan Mela menuju halaman rumah.
Lima belas menit
kemudian, Dimas dan Mela sudah duduk manis di dalam mobil tanpa ada ocehan
lagi.
***
bersambung
0 komentar:
Posting Komentar